Halaman

links

Mengejar Keindahan dengan kemuliaan

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Senin, September 08, 2014

Ada banyak kawan yang berkata kepada gw, dalam suatu forum, bahwa menikahi gadis pujaan hati adalah kado terindah. Jika kita menemukan lawan dalam proses untuk mendekatinya maka itu adalah perang!. Kita harus bersaing dengannya, atau mereka, untuk mendapatkan gadis itu. Karena konsep ukhuwah dalam konteks pernikahan itu bukanlah iitsar namun fastabiqul khirot. Walau tidak boleh menghalalkan segala namun perjuangan luar biasa hingga melanggar batas-batas normapun diperbolehkan. Sebuah cara pandang yang sangat ambisius. Saat itu gw meng-iya-kan. Jiwa pemberontak gw akan menemukan pijarnya dalam pergolakan dan pertarungan.
Singkat cerita disuatu hari yang cukup cerah di daerah yang sejuk di pinggiran kota bandung Allah memberi sebuah karunia. Disaat membuka folder kumpulan buku elektronik di laptop untuk mempelajari dan mengulang ilmu-ilmu oseanografi tiba-tiba mata ini tertuju pada folder teratas berjudul kado pernikahan. Jemari ini berhenti sejenak menghentikan gerakan tetikus yang terbiasa liar mengalir diatas layar. Itu adalah folder berisi e-book yang membahas persiapan menikah. Empat tahun resistensi otak pada topik khusus ini seakan hancur oleh sebuah ilham untuk membuka berkas-berkas berbentuk pdf didalamnya.
Ini adalah sebuah penggalan kisah pernikahan antara Rasul saw dengan Hafsah binti Umar r.a. disebutkan dalam sebuah hadis shahih bukhari tentang cerita Umar ibn Khattab r.a yang ingin meminangkan anaknya kepada sahabatnya. Utsman ibn Affan r.a menolak karena suatu sebab. Kemudian ditawarkan kepada sahabatnya yang lain, Abu bakr Ash-Shiddiq r.a. Beliau hanya terdiam tanpa jawaban atas pinangan sahabatnya itu yang membuat Umar kesal atasnya. Hingga tiba waktu pernikahan Nabi saw dengan Hafsah. Di sanalah terjadi suatu percakapan yang mengandung ibrah yang dalam buat gw.
“Mungkin kau marah dan kurang senang kepadaku. Ketika kau menawarkan Hafshah, aku diam dan tidak menjawab sepatah pun!”
“Ya, benar.”
Lalu Abu Bakar melanjutkan, “Sebenarnya aku ingin sekali menerima tawaranmu itu. Tetapi sebelum engkau menawarkan Hafshah kepadaku, aku sudah mendengar Nabi Saw. menyebut-nyebut untuk meminangnya. Dan aku tidak mau membuka rahasia beliau kepadamu. Namun, jika beliau tidak jadi menikahinya, tentu akan aku terima tawaranmu itu dengan senang hati.”
Maka muncullah sebuah pertanyaan. Layakkah kita menjadikan persaingan mendapatkan pasangan yang diidamkan sebagai perang? atau bahkan, naudzubillah min dzalik, menjadikannya taruhan. Jika bercermin dengan jawaban Abu bakar diatas maka jawabannya adalah sebuah pertanyaan, tidakkah kau ingin mencontoh keagungan sifat Abu bakar diatas?.
Yang gw pahami adalah, ketika Abu bakar mengetahui bahwa Rasul SAW menginginkan wanita yang sama untuk diperistri beliau memilih untuk mengalah. Beliau sadar bahwa Rasul memiliki akhlaq, pemahaman, dan keluhuran yang jauh lebih tinggi. Maka beliau mengikhlaskannya.
Mungkin kita tidak bisa se-sempurna Abu Bakar namun kita coba konversikan kondisi yang dialami oleh beliau saat itu.
  1. Beliau menginginkan hafsah menjadi istrinya
  2.  Ternyata Rasul juga menginginkan wanita yang sama
  3. ika hafsah dinikahi rasul maka nasib terbaik akan didapatkan olehnya sebagai wanita mulia, ummul mukminin.
Maka konversinya pada kehidupan kita saat ini, dengan kedangkalan ilmu gw, mungkin kondisinya adalah:
  •  Jika laki-laki lain lebih siap dalam hal ilmu dan pemahaman, psikologis, keluarga, ekonomi, dan sosialnya daripada kita untuk meminang perempuan yang sama.
  • Jika perempuan itu dirasa akan mengalami nasib yang lebih baik dan lebih terjaga agamanya jika bersama laki-laki lain itu
  • Mungkin ini yang dinamakan mencintai dengan tidak memiliki #tsaaah
  • Gw belum bisa memikirkan kondisi lainnya.
Jika kita bertemu kondisi seperti itu maka kita bisa mencoba untuk mencontoh sikap Abu bakar.
Wallahu a’lam bi shawab.

Nb:
  • Artikel ini tidak boleh dijadikan rujukan karena ilmu gw yang masih sangat dangkal. Dan ini juga sekedar lintasan pikiran yang belum teruji
  • Semoga jika gw mengalaminya gw tidak kaburomaktan a.k.a tidak sejalan antara ucapan dan perbuatan. Bahasa kerennya tidak berintegritas.     

Surat Munafik RIeke Diah Pitaloka, Akankah?

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Kamis, Agustus 28, 2014

Ehehehehe beberapa saat lagi kan Pak Joko mau naik jadi presiden ke-8nya Indonesia nih. nah mereka mau naikin harga BBM. wkwkwk jadi teringat dengan surat terbukanya Si Pitong. emang nih banyak yang munafik orang orang PDI-P sekarang.


SURAT TERBUKA KEPADA DPR RI

Kepada: YANG TERHORMAT Teman-teman politisi DPR RI

Ada apa dengan kita? Apa yang membuat bersikukuh menyepakati pencabutan subsidi BBM dan mengalihkannya ke BALSEM (Bantuan Langsung Semaput). Apakah kita lupa bahwa kita anggota DEWAN PERWAKILAN RAKYAT? KITA DIPILIH RAKYAT.

Bukankah kita sama-sama disumpah dengan gunakan kitab suci kita masing-masing, atas nama Tuhan untuk dengarkan suara rakyat dan memperjuangkannya. Kita ada di ruangan yang sama, kita dilantik sama-sama dalam upacara kenegaraan ucapkan sumpah jabatan kita. Upacara yang disaksikan Rakyat di seluruh Tanah Air, yang dibiayai oleh uang mereka pula. Sudahkah kita dengarkan suara rakyat?

Saya punya daerah pemilihan, saudara-saudara anggota Dewan yang lain pun punya daerah pemilihan. Silakan cek apakah rakyat memang setuju BBM naik? Silakan cek apakah dengan kenaikan BBM dan BLT yang disalurkan para pemilih kita hidupnya jadi sejahtera? Dengan BLT apakah kesehatan, pendidikan dan ekonomi RAKYAT Yang JADIKAN KITA WAKIL RAKYAT hidupnya jadi lebih terjamin?

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat, tanggal 11 Juni 2013 BPK menyampaikan laporan keuangan di Sidang Paripurna. Saya ada di sana. Apakah kalian hadir? Kita sama-sama mendengar alangkah hebatnya indikasi "perampokan uang rakyat" tahun 2012. Termasuk ratusan triliun keuntungan dari sektor hulu yang entah ke mana mengalirnya karena digunakan tanpa melalui mekanisme pembahasan APBN.

Kita sama-sama mendengar "raibnya" puluhan Triliun bansos, tak jelas pertanggungjawabannya. Tidakkah ada keinginan kita yang punya tugas "budgeting" untuk bongkar tuntas laporan tersebut. Tidakkah kita tergelitik untuk mempertanyakan kenapa bisa terjadi Dewan Perwakilan Rakyat TIDAK TAHU sekitar 38 Triliun UANG RAKYAT DIBAYARKAN UNTUK KEANGGOTAAN INDONESIA di IMF?

Perlukah keanggotaan itu untuk rakyat. Dengan uang sebanyak itu berapa beasiswa bagi siswa miskin bisa disalurkan. Berapa sekolah bisa diperbaiki. Dengan uang sebanyak itu 240 juta rakyat bisa jadi penerima Jamkesmas.

Ada apa dengan kita? Silakan tanya diri kita masing-masing betulkah keuangan negara bermasalah gara-gara subsidi BBM? Pernahkah kita bertanya, berapa uang rakyat per hari, per minggu, per bulan, per tahun yang terkumpul dari membeli BBM di SPBU-SPBU?

Mengapa seolah-olah rakyat hanya jadi beban. Opini yang terus dikembangkan seolah-olah rakyat gerogoti APBN untuk hal-hal yang tidak perlu. Bukankah sebagai wakil rakyat kita juga tahu: RAKYAT BELI BBM, TAK ADA BBM GRATIS. Sekali-kali sepertinya harus disampaikan kepada rakyat berapa sesungguhnya keuntungan dari penjualan BBM (termasuk yang dibeli rakyat).

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat, ada apa dengan kita? Kalau pun butuh tambahan dana untuk program-program yang kalian sebut kerakyatan, kita juga sama-sama tahu ada solusi lain mencari sumber pendanaan, (SAL, SBN, Penghematan dan realokasi anggaran di kementerian dan lembaga).

Kita juga sama-sama tahu, kalau BBM Naik, ongkos transportasi naik, biaya produksi naik, harga-harga pasti naik, sementara PENGHASILAN RAKYAT TIDAK NAIK. Itu yang pasti terjadi di daerah pemilihan saya. Bagaimana dengan di daerah pemilihan anggota dewan lain? (Jangan-jangan hanya terjadi di daerah pemilihan saya)

Anggota dewan yang terhormat, kita semua tahu, besok (hari ini) 17 Juni 2013 adalah Paripurna persetujuan APBN-P 2013. Kalau kita ikut maunya pemerintah SUBSIDI BBM hanya 6 T berarti KITA SETUJU HARGA BBM NAIK. Kalau kita alokasikan SUBSIDI BBM 48 T artinya KITA TIDAK SETUJU HARGA BBM NAIK.

Malam ini kita punya waktu merenung bersama, betulkah keinginan sebagian besar dari kita KURANGI SUBSIDI BBM BETUL-BETUL KARENA PERTIMBANGAN UTK MENYELAMATKAN EKONOMI RAKYAT ataukah karena ada dari KITA JADI BAGIAN DARI KONSPIRASI SISTEMATIS AKAL-AKALAN KELABUI RAKYAT UNTUK SELAMATKAN EKONOMI DIRI SENDIRI YG BUTUH DANA UNTUK PEMENANGAN 2014?

Selamat Merenung, merenungkan dan putuskan apakah besok KITA akan memposisikan diri sebagai WAKIL RAKYAT atau PENIPU RAKYAT!

Tol Cikampek KM 53, 16 Juni 2013

Salam Juang

Rieke Diah Pitaloka .

saat postingan ini dibuat sih mereka belum naikin BBM. tapi isu yang santer di media ya begini. hahaha enjoy lah yah negeri kita ini dipimpin oleh Ibu Suri Megawati.


yaah semoga ga muna deh haha

SESUATU

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Rabu, Agustus 20, 2014

Tersebutlah seorang lelaki. Penyuka rasionalitas dan kebebasan berpendapat. Menahan ide, pemikiran, dan tanggapan atas sesuatu bukanlah pilihan favoritnya. Tak sungkan untuk mengkritik jika tidak suka dan memberi pujian atas karya.

Suatu hari, fenomena yang diakui sebagai sesuatu yang tidak rasional oleh masyarakat dunia harus dihadapi. belum ada pengalaman setara yang dihadapinya selama lebih dari dua puluh tahun hidupnya. segala teori dan testimoni dari yang berpengalaman dikumpulkan. Namun dunia telah menjatuhkan hukum atasnya, ya sesuatu yang tidak rasional terbukti tidak rasional hingga saat ini. mengaduk aduk pemikiran dan perasaan tanpa kerangka dan alur yang jelas.

Sang lelaki harus berurusan dengan lawannya. Untuk menang diperlukan ketaatan pada etiket sosial yang berlaku, menjaga perasaan sang lawan dari perasaannya. Tak ayal lagi hasrat berbicara secara bebasnya terkekang. Bibirnya terkunci oleh gembok gembok norma. Hatinya membengkak hingga menyesakkan dada. Bagai ingin mengehembuskan nafas namun terjadi penyempitan di trakea. Melihat perdebatan dan mengkaji teori konspirasipun belum dapat menjernihkan pikirannya serta meredakan gemuruh di dadanya. Harga dirinya terlalu tinggi untuk membagi beban. Maka hanya Tuhan yang bisa diharapkan. Akankah ritual-ritualnya menyembuhkan?. Apakah bendera putih dan mundur perlahan adalah jawaban?. Apakah beradaptasi dengan etiket sosial itu hanyalah pilihan?


Dulu masuk koran karena ikutan demo

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Kamis, Januari 23, 2014

Hiiiii dulu gw masuk koran hahah

http://www.tempo.co/read/news/2011/01/17/063306729/Mahasiswa-ITB-Ikut-Demo-di-Sidang-Ariel