Halaman

links

Yang sering dianggap membatalkan shalat, padahal bukan

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Senin, Juli 09, 2012

Yang sering dianggap membatalkan shalat, padahal bukan, yaitu: 1. Menoleh untuk Suatu Hajat/Kebutuhan Dari Jabir ra berkata, "Rasulullah saw pernah sakit, kemudian kami shalat di belakang beliau yang sedang duduk, sedangkan Abu Bakar memperdengarkan (suara) takbir Nabi saw untuk manusia, lalu beliau (Nabi) menoleh dan melihat kami dalam keadaan berdiri, lalu memberi kami isyarat untuk duduk, lalu kami pun shalat dengan duduk." (Terjemahan HR Muslim: 624) Namun, menoleh tanpa ada kebutuhan, maka hukumnya makruh. A'isyah ra bertanya tentang huukum menoleh dalam shalat, Rasulullah saw bersabda, "Itu adalah sambaran yang dilakukan setan dari shalat seorang hamba." (Terjemahan HR BUkhari: 709) 2. Berisyarat dengan Tangan untuk Menjawab Salam dan Semisalnya Dalam beberapa hadits, salah satunya HR Muslim: 624, dijelaskan bahwa Rasulullah saw pernah berisyarat menjawab salam, tetapi tidak diperbolehkan menjawab salam dengan perkataan/suara karena itulah yang membatalkan shalat. Ini menurut jumhur (mayoritas) ulama. Ibnu mas'ud ra berkata, "Dahulu kami mengucapkan salam kepada Rasulullah saw ketika beliau sedang shalat, lalu beliau menjawab salam kami. Akan tetapi, tatkala kami kembali dari Raja Najasyi, kami mengucapkan salam kepda beliau dan beliau tidak menjawab salam kami, lalu kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, dahulu kami ucapkan salam kepadamu, lalu engkau jawab, (mengapa sekarang tidak engkau jawab?)' Lalu beliau bersabda, 'Sesungguhnya dalam shalat itu ada kesibukan.' " (Terjemahan HR Bukhari: 1140) 3. Membetulkan Bacaan Imam jika Salah atau Lupa "Nabi saw shalat (bersama kami), lalu beliau membaca bacaan kemudian beliau rancu bacaannya, lalu tatkala selesai beliau bertanya kepada Ubay ra, 'Apakah engkau ikut shalat bersama kami?' Ubay ra menjawab, 'Ya.' Lalu Rasulullah saw bersabda, 'Apa yang menghalangimu untuk membetulkan (bacaan)ku?' " (Terjemahan HR Abu Dawud: 773; dishahihkan al-Albani dalam Sifat Shalat Nabi hlm. 128) 4. Berta'awudz dan Memohon Rahmat Saat Membaca Ayat Rahmat dan Ayat Adzab Di sini terjadi ikhtilaf (perbedaan pendapat), apakah bisa di semua jenis shalat (fardhu dan sunnah), atau hanya sunnah saja karena Nabi saw mengucapkannya pada saat shalat sunnah. Hudzaifah bin Yaman ra berkata, "Aku shalat bersama Rasulullah saw tidaklah beliau membaca ayat tentang rahmat(-Nya), melainkan berhenti lalu meminta (rahmat-Nya), dan tidaklah pula beliau membaca ayat tentang adzab(-Nya), melainkan berta'awudz darinya." (Terjemahan HR Ahmad: 22165; dishahihkan oleh al-Albani dalam Irwaa' al-Ghaliil 2/39) 5. Berta'awudz dan Meludah ke Kiri 3x Jika Diganggu Setan Utsman bin Abil Ash berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kadang-kadang setan itu mengganggu shalatku dan mengacaukan bacaanku." Lalu, Nabi saw bersabda, "Itu adalah setan yang disebut Khinzab. JIka kamu merasakan gangguannya maka berta'awudzlah kepada Allah darinya dan meludah (ringan)lah ke arah kiri tiga kali." (Utsman berkata, [kata Utsman bin Abil Ash]) Lalu aku melakukannya kemudian Allah menghilangkan gangguan itu dariku." (Terjemahan HR Muslim: 4083) 6. Berjalan Secukupnya Jika Ada Kebutuhan Dari A'isyah ra beliau berkata, "Rasulullah pernah shalat sunnah sedangkan pintu (di dekatnya) tertutup, laluaku datang minta dibukakan pintu, kemudian beliau berjalan dan membuka pintu untukku, lalu beliau kembali ke tempat shalatnya." (Terjemahan HR Abu Dawud: 815; dishahihkan oleh al-Albani dalam Misykaatul Mashaabih: 1005) 7. Menggendong Anak Kecil Abu Qatadah ra beliau berkata, "Rasulullah saw pernah shalat sambil menggendong Usamah binti Zainab binti Rasulillah anak dari Abil Ash bin Rabi', jika beliau berdiri beliau menggendongnya, jika beliau (hendak) sujud, beliau meletakkannya." (Terjemahan HR Bukhari: 486 dan Muslim: 844) 8. Berbicara dengan Sangkaan Shalatnya Telah Sempurna Para ulama berbeda pendapat tentang berbicara saat shalat karena lupa atau tidak tahu (tidak disengaja). Pendapat 1: menurut madzhab Hanafi dan Hambali, berbicara dengan sengaja atau tidak sengaja membatalkan shalat, pendapat ini didasari oleh keumuman perintah untuk diam dan larangan berbicara dalam shalat (dari HR Bukhari: 1125 dan Muslim: 838), dan dikuatkan oleh sabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya dalam shalat itu ada kesibukan." (Terjemahan HR Bukhari: 1140) Pendapat 2, inilah yang lebih rajih (kuat), menurut madzhab Syafi'i dan Maliki, nernicara dalam shalat jika tidak sengaja baik karena lupa atau tidak tahu hukumnya maka shalatnya tetap sah, hal ini didasari oleh: 1. Kisah yang terjadi pada diri Rauslullah saw bersama Dzul Yadaini. rasulullah saw shalat hanya dua raka'at padahal seharusnya empat raka'at. Maka ketika shalatnya kurang dua raka'at, Dzul Yadaini berbicara menanyakan shalat tersebut, lalu Rasulullah saw teringat, dan beliau langsung melengkapi shalatnya diikuti sahabatnya dan sujud syahwi, dan beliau tidak mengulang shalat dari awal. Ini menunjukkan shalatnya sah walaupun di tengah shalat beliau berbicara, tetapi hal itu karena sedang lupa atau tidak tahu. (Dari HR Bukhari: 460 dan Muslim: 896) 2. Rasulullah saw pernah bersabda, "Diampuni (kesalahan) ummatku jika sebab keliru, lupa, atau dipaksa." (Terjemahan HR Ibnu Majah: 2045; dishahihkan oleh al-Albani dalam Irwaa' al-Ghaliil 4/213) 9. Mendeham/Berdeham Ali bin Abi Thalib ra berkata, "Aku memunyai satu kesempatan waktu tertentu untuk bertemu Rasulullah saw jika aku datang kepadanya aku meminta izin untuk (menemuinya), berdeham lalu aku masuk, dan jika aku dapati tidak shalat, beliau akan mengizinkanku (dengan perkataan)." (Terjemahan HR Nasai: 1212, dan dilemahkan sanadnya oleh al-Albani dalam Misykaat al-Mashaabih: 3675) Hadits ini diperselisihkan keabsahannya. Namun, mendeham tidak sama dengan ucapan/perkataan yang disepakati oleh para ulama membatalkan shalat. Imam Ibnul Mundzir mengatakan, "Para ulama sepakat bahwa berbicara bukan untuk kepentingan shalat dengan sengaja saat dia shalat, maka shalat tersebut batal." Demikian dinukil kesepakatan tersebut oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, demikian pula Imam Nawawi (lihat Taudhiihul Ahkaam min Buluugh al-Maraam 1/467-148). 10. Bertasbih untuk Laki-Laki dan Menepukkan Tangan bagi Wanita Tatkala Rasulullah saw bersama sahabatnya mendatangi kabilah Bani Amr bin Auf untuk mendamaikan pertikaian di antara mereka, ketika datang waktu shalat, Abu Bakar ra mengimami shalat para sahabatnya di Masjid Nabi, tiba-tiba Rasulullah saw datang, lalu para sahabat menepuk-nepuk tangannya memberi tahu Abu Bakar ra akan kedatangan Rasulullah saw, lalu beliau (Abu Bakar ra) mundur dan RAsulullah saw menggantikan posisi imam. Setelah selesai shalat, Rasulullah saw bersabda, "Mengapa aku melihat kalian banyak menepuk tangan? Siapa saja yang tertimpa sesuatu dalam shalatnya, hendaklah bertasbih karena jika dia bertasbih akan ditoleh kepadanya, adapun menepuk tangan adalah untuk kaum wanita." (Terjemahan HR Bukhari: 639 dan Muslim: 643) Cara menepukkan tangan, disebutkan oleh Imam Syafi'i dan Imam Ahmad serta pengikutnya, yaitu dengan menepukkan bagian dalam telapak tangan kanan ke punggung telapak tangan kiri. 11. Menangis karena Allah Abdullah bin Syikhir ra berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah saw sedang shalat (aku mendengar) dari dadanya suara gemuruh karena menangis, (gemuruh itu) seperti suara mendidihnya periuk." (Terjemahan HR Nasai: 1214, dishahihkan al-Albani dalam al-Misykaat: 1000 dan Shahiih Abu Dawud: 840) Bahkan ada perintah berpura-pura menangis saat membaca al-Quran. "Sesungguhnya al-Quran ini diturunkan dengan kesedihan, jika kamu membca al-Quran maka menangislah, jika tidak dapat menangis, maka berpura-puralah menangis." (Terjemahan HR Ibnu Majah: 1337, Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubraa 10/231) 12. Mematikan Alat Komunikasi Menjadi Keharusan Gerakan ini (mematikan alat komunikasi) tergolong sangat sedikit (gerakannya) dibandingkan saat Rasulullah saw menggendong Umamah (cucunya) dan saat beliau memutar Ibnu Abbas yang berdiri di samping kiri beliau menjadi di sebelah kanannya. Apalagi mematikan alat komunikasi itu untuk kemaslahatan shalat dirinya dan orang lain yang ikut berjamaah saat itu. Membiarkan alat komunikasi berdering saat shalat sama saja membiarkan kerusakan demi kerusakan, yaitu bagi dirinya dan orang lain. Padahal, Allah swt berfirman: "Dan orang-orang yang mengganggu kaum mukminin dan mukminat dengan tanpa sebab kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (Terjemahan al-Ahdzaab[33]: 58) 13. Kiblat yang Kurang Tepat Orang yang dekat dan dapat melihat Ka'bah memang harus tepat menghadap Ka'bah karena demikianlah yang diperintahkan Allah swt untuk bertakwa semampunya. Bagaimana dengan orang yang jauh dari Ka'bah dan tidak dapat melihat Ka'bah? Maka wajib baginya menghadap arah Masjidil Haram. Allah swt berfirman: "Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkan wajahmu ke arah Masjidil Haram, dan di mana saja kamu sekalian berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya." (Terjemahan al-Baqarah [2]: 150) Apabila Masjidil Haram baginya berada di arah barat, maka yang wajib baginya menghadap arah barat meskipun tidak tepat mengenai Ka'bah, dan apabila Masjidil Haram baginya adalah di arah selatan (seperti orang yang berada di Madinah), maka kiblatnya adalah selatan (antara timur dan barat). Oleh karenanya, Nabi saw bersabda' "Antara Timur dan barat adalah kiblat." (Terjemahan HR Tirmidzi: 344; dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Misykaat: 715) Bagi orang yang berada di Indonesia, karena Masjidil Haram berada di sebelah barat, maka wajib bagi kita ketika shalat adalah menghadap arah barat, yakni antara utara dan selatan. 14. Shalat Tanpa Peci Walaupun tanpa peci itu sah karena aurat tetap terjaga (tidak terlihat), tetapi memakai pakaian sempurna dalam shalat itu termasuk yang dianjurkan Allah swt. Allah swt berfirman: "Wahai anak cucu Adam pakailah pakaiamu yang bagus di setiap (memasuki) masjid." (Terjemahan al-A'raf [7]: 31) 15. Tidak Mengeraskan "Bismillaahirrahmaanirrahiim" Ini menurut madzhab Imam Malik. Imam Malik rahimahullah berpendapat bahwa "Bismillaahirrahmaanirrahiim" tidak dibaca secara total dalam shalat baik shalat jahriyah maupun sirriyah. Anas ra berkata, "Aku shalat bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, dan Utsman, mereka semua membuka bacaannya dengan 'Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin'; mereka semua tidak mengucapkan 'Bismillaahirrahmaanirrahiim', baik di awal atau di akhirnya." (Terjemahan HR Muslim: 606) Namun, mayoritas ulama berpendapat bahwa "Bismillaahirrahmaanirrahiim" harus dibaca dalam shalat, hanya saja membacanya lirih tidak dijaharkan. 16. Sujud Tidak Harus di Atas Tanah yang Asli Diperbolehkan shalat di atas karpet/sajadah, tikar, atau alas lainnya. Nabi saw pernah shalat di atas tikar ketika berkunjung ke rumah Anas bin Malik ra ketika Nabi saw memerintahkannya untuk shalat bersamanya,beliau mengambil sehelai tikar yang sudah menghitam karena sering dipakai lalu ia bersihkan dengan air, lalu ia berkata, "Maka Rasulullah saw shalat di atas (tikar) tersebut, dan aku bersama anak yatim berdiri di belakangnya, sedangkan wanita tua itu di belakang kami." (Terjemahan HR Bukhari 1/389 dan Muslim 2/127) 17. Mengulang Shalat Wajib Ini maksudnya ketika shalatnya sudah selesai dilakukan secara munfarid (sendirian), lalu ternyata ada yang berjamaah setelah ia shalat. Maka, dibolehkan shalat lagi dengan ikut berjamaah dalam shalat setelahnya. Namun, shalat yang kedua tersebut hukumnya sunnah. "Jika kamu shalat di tempatmu, lalu kamu mendatangi masjid yang kamu jumpai sedang ditegakkan shalat berjamaah, maka shalatlah kamu bersama mereka, dan shalatmu (yang kedau) bagimu sunnah." (Terjemahan HR Tirmidzi: 219; dishahihkan oleh al-Albani dalam Sunan Abu Dawud: 538) 18. Imam dan Makmum Berbeda Niat Dalil sama dengan yang di atas ini (poin ke-17). Selain itu, Mu'adz bin Jabal ra shalat Isya', dan Rasulullah saw di Masji Nabawi, lalu beliau mengimami kaumnya diawali shalat Isya'. Rasulullah juga pernah shalat Khauf dua kali masing-masing untuk sekelompok sahabat dan sekali yang lain untuk sekelompok sahabat yang lain yang tadinya menjaga musuh (lihat Taudhihul Ahkam 2/254). 19. Anak Kecil Boleh Menjadi Imam Ayah dari Amr bin Salamah berkata, "Aku datang dari sisi Nabi saw dengan sebenar-benarnya, jika datang waktu shalat maka hendaklah salah satu kalian mengumandangkan adzan, dan hendaklah yang paling banyak al-Qurannya menjadi imam." (Amr bin Salamah) berkata, "Kemudian manusia mencari (yang paling banyak al-Qurannya) lalu tidak ada satu pun yang lebih banyak dariku al-Qurannya sebab aku dahulu memelajarinya dari para saudagar, kemudian mereka mengangkatku (menjadi imam) padahal aku baru berumur 6 atau 7 tahun." (Terjemahan HR Bukhari: 3963) 20. Orang Buta Menjadi Imam Anas bin MAlik ra berkata, "NAbi saw pernah menunjuk Abdullah bin Ummi Maktum ra untuk menjadi imam mengimani manusia, padahal ia orang buta." (Terjemahan Abu Dawud: 595; dishahihkan oleh al-Albani dalam Misykatul Mashabih: 1121) 21. Tersenyum itu Makruh, tetapi Tidak Membatalkan Shalat Ibnul Mundzir ra berkata, "Para ulama sepakat bahwa tertawa membatalkan shalat, sedangkan tersenyum tidak membatalkan shalat menurut mayoritas ulama." ((Lihat al-Mughni, Ibnu Qudamah 1/394, hal ini juga dikatakan oleh Syaikhul Islam dalam Fatawa al-Kubra 2/227, demikian pula menurut madzhab Syafi'i seperti yang dikatakan oleh Imam Nawawi dalam al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab 4/22.) 22. Bersendawa Sejak zaman dahulu, para sahabat bersendawa, tetapi Rasulullah saw tidak membatalkan shalat mereka. Hanya saja, dalam Islam, kita dianjurkan menahan suara sendawa sebab membiarkan suara sendawa di hadapan orang lain termasuk adab yang kurang baik. Ibnu Umar ra berkata, "Tatkala ada sesseorang bersendawa di hadapan Rasulullah saw, beliau bersabda, "Tahanlah sendawamu dari hadapan kami, sesungguhnya yang paling banyak kenyang di dunia adalah yang paling lama laparnya pada hari Kiamat." (Terjemahan HR Trmidzi 2/78, Ibnu Majah: 3350, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah Shahihan: 343) 23. Shalat Sambil Duduk Nabi saw bersabda, "Shalat dengan duduk pahalanya separuhnya shalat dengan berdiri." (Terjemahan HR Nasai: 1659, Ibnu Majah: 1229; dishahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 3033) Hadits di atas ditujukan orang yang pernah shalat sunnah dengan duduk padahal ia bisa berdiri. Jadi, ketika dia shalat sunnah dalam keadaan duduk karena tidak mampu berdiri, maka pahalanya tidak berkurang karena posisinya yang duduk tersebut. Nabi saw bersabda, "Jika seseorang sedang sakit atau musafir, maka dia dicatat seperti apa yang ia amalkan sebelumnya pada saat muqim lagi sehat." (Terjemahan HR Bukhari: 2774) Bagaimana dengan shalat wajib? Jika shalat wajib dilakukan dengan duduk padahal mampu berdiri, maka shalatnya tidak sah, tidak berpahala, bahkann ia berdosa. Hal in karena berdiri jika mampu merupakan rukun shalat. Wallahu a'lam bishshawab. Alhamdulillah selesai juga merangkumnya :) Silakan disebarkan ^^ baik secara lisan maupun tulisan. Mungkin ada yang mau menambahkan lagi atau berdiskusi.. Sumber: Majalah Al-Furqon--> 1. Edisi 9 Th. ke-11 Rabi'ul Akhir 1433 [Feb-Mar '12] 2. Edisi 12 Th. ke-11 Rajab 1433 [Mei-Juni '12]

BBM di Papua Mahal..?

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Jumat, Maret 30, 2012

hmm.. udah lama lagi ga nulis nih, pas nulis pas lagi hangat-hangatnya (udah mendidih mungkin) isu tentang kenaikan harga BBM per satu april.

yaudah cuap cuap tentang kenaikan BBM aja lah. fenomena politik yang satu ini selalu menyertai setiap pemimpin di Indonesia. sejak jamannya Soekarno sampai pak SBY, kenaikan dan pengurangan harga jual BBM merupakan tantangan yang harus dihadapi. dari sekian banyaknya sudut pandang yang ada gw mau membahas satu kasus opini yang sempat tersebar beberapa saat menjelang rencana demo besar-besaran yang akan dilakukan di berbagai tempat. opini tersebut adalah:



nah ini pendapat gw:

ini dilema pemerintah sama pertamina sih ya... kalau menurut pandangan sederhana sebagai rakyat mah yakin gw bakal berfikir harusnya ada pemerataan (yah sedikit merata lah) pembagian BBM ke seluruh pelosok negeri Indonesia. yah tapi kalau dipikir pikir ya.. misalkan bener pemerintah membagi hampir sama rata jatah BBM di setiap daerah dan ga menumpuk di JAWA maka ini pandangan gw:

1. Jawa adalah daerah pengkonsumsi energi terbesar di Indonesia salah satunya BBM sehingga pasar terbesar ada di JAWA
2. jika pemerintah dan pertamina hendak melakukan pemerataan yang hampir merata maka akan terjadi permintaan di Jawa akan jauh lebih besar dari ketersediaannya
3. Papua atau daerah lainnya belum menjadi pasar BBM sehingga sering kekurangan BBM (jika berita ini benar) dan pastinya costnya sangat besar. logikanya jika memang papua adalah pasar yang menjanjikan maka perusahaan asing layaknya petronas, shell, dll bakal berlomba-lomba bikin SPBU di Papua karena pasar yang menjanjikan dan pertamina ga bisa memenuhi kebutuhan pasar. tapi kenyataannya seperti sekarang kan..?
4. jika terjadi pemerataan yang dipaksa maka skenario yang muncul adalah: di Jawa perusahaan asing akan lebih bersaing karena mampu menyediakan kekurangan permintaan dan pertamina akan semakin rugi karena biaya pemerataan yang besar (misal biaya ke papua itu mahal bgt bah..) sehingga pemerintah harus menutupi kerugian pertamina yang lebih besar lagi. (kalau dengan yang sekarang aja diversifikasi jalan ditempat apalagi kayak gini.? mimpi kali)
5. akibatnya perekonomian negara akan lemah APBN makin terkuras dana operasional pemerintahan makin dihemat, pengawasan menurun, kinerja menurun, bakal makin banyak utangnya, hilanglah kedaulatan negeri kita satu persatu
6.pandangan rakyat tidak bisa selamanya dianggap penting karena rakyat kecil boro-boro mau memikirkan kedaulatan negara. pandangan pemerintahpun tidak selamanya benar karena sering menghadap keatas dan jarang melihat kebawah
7. buat rakyat papua hayuk diawasi terus tuh pemerintah daerahnya, jangan sampai dana trilyunanrupiah khusus untuk papua tidak digunakan pada tempatnya akibatnya kondisi papua akan terus dianggap terbelakang jika dibanduingkan dengan jawa atau daerah lainnya (jika berita ini benar) Semangat ^_^

gw bukan orang yang selalu memihak rakyat atau selalu memihak pemerintah tapi gw hanya mau mencoba melihat sesuatu dari banyak sisi, bergerak bukan hanya karena emosi tapi juga akal budi CMIIW

Kata iPersonic ttg saya:

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Minggu, Februari 12, 2012

Tipe Pemikir Pendobrak adalah orang-orang penuh pesona dan antusias. Mereka benar-benar penuh dengan energi dan suka mengambil posisi di tengah-tengah perhatian. Mereka menyukai keragaman baik dalam kehidupan profesional maupun personal. Tipe Pemikir Pendobrak menghadapi perubahan secara konsisten dengan optimisme serta keyakinan teguh dalam kemampuan mereka sendiri; mereka selalu mencari kemungkinan ke arah yang lebih baik. Ketrampilan komunikasi mereka yang cemerlang merupakan keuntungan besar bagi mereka di sini. Mereka mendekati dunia dengan rasa ingin tahu serta keterbukaan dan mengendalikan situasi-situasi baru dengan bakat improvisasi yang besar dan lihai. Waktu luang mereka dihabiskan dengan begitu banyak hobi; kebanyakan tipe Pemikir Pendobrak suka bepergian untuk mengumpulkan sebanyak mungkin pengalaman. Tipe kepribadian ini tak terkalahkan dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan baru.

Dalam bekerja, tipe Pemikir Pendobrak sangat menghargai tantangan dan keragaman pekerjaan. Mereka tidak tahan rutinitas dan pekerjaan yang terlalu mendetail. Mereka suka membuat orang tercengang dengan ide-ide berani untuk proyek orisinil baru kemudian menyerahkan kepada orang lain untuk melaksanakannya. Hirarki, aturan, dan kaidah membangkitkan penolakan mereka dan mereka suka mengakali sistem. Sangat penting bagi mereka untuk menikmati pekerjaan yang mereka lakukan; jika hal itu terjadi, dengan cepat mereka menjadi para pecandu kerja sejati. Kreativitas mereka muncul paling baik saat bekerja sendiri; namun mereka sangat pandai mendorong orang lain dan menulari orang lain dengan sifat optimis mereka. Kegiatan konseptual atau menasehati khususnya menarik bagi tipe Pemikir Pendobrak. Bisa terjadi beberapa orang merasa terkecoh dengan sifat fleksibel dan spontan mereka.

Keluwesan dalam bergaul serta kesenangan mereka dalam mencoba hal-hal baru membuat tipe Pemikir Pendobrak selalu memiliki lingkaran teman dan kenalan yang luas di mana kegiatan memegang peranan penting. Karena mereka lebih sering bersuasana hati gembira, mereka populer dan sangat terbuka terhadap orang-orang baru. Menggerutu dan kesal tidak ada dalam kamus mereka. Namun demikian, mereka cenderung agak tak dapat ditebak dan tidak stabil saat harus berhadapan dengan kewajiban dan ini membuat mereka tampak tidak dapat diandalkan bagi sebagian orang. Tipe Pemikir Pendobrak sangat kritis dan menuntut saat memilih pasangan karena mereka mencari hubungan ideal dan memiliki gambaran yang sangat nyata mengenai hubungan yang ideal ini. Memiliki tujuan yang sama dalam kehidupan sangat penting bagi mereka. Mereka tidak menyukai kompromi dan lebih memilih melajang ketimbang harus melakukannya. Bagi si pasangan, seringkali merupakan tantangan untuk menjalani hubungan jangka panjang dengan seorang Pemikir Pendobrak. Tipe Pemikir Pendobrak membutuhkan banyak ruang dan keragaman karena jika tidak, mereka akan menjadi bosan dan merasa terkekang. Tipe-tipe yang agak lebih tradisionalis biasanya punya masalah dengan kebersediaan tipe Pemikir Pendobrak untuk mengambil risiko dan tindakan-tindakan mereka yang kadang-kadang gila dan spontan. Namun demikian, jika Anda memiliki cukup keluwesan dan toleransi terhadap mereka, Anda tidak akan pernah bosan dengan kehadiran mereka dan akan selalu memiliki pasangan yang setia dan dapat dipercaya.

sumber: http://www.ipersonic.net

Kepikiran tentang Jihad

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Minggu, Februari 05, 2012

Bismillahirrahmaanirrahiim...

pagi ini, Senin 6 Februari 2012, tiba-tiba gw teringat sebuah ceramah yang disampaikan sebagai rangkaian rukun sholat jumat oleh seorang ustad (lupa namanya) di masjid Batan sebelah ITB. Isi ceramah tentang makna dan bentuk jihad. sebagian besar isinya adalah mengerdilkan kewajiban berjihad dengan cara berperang dan mengutamakan berjihad terhadap hati dan keluarga. Khatib mengemukakan kisah-kisah dibatalkannya keinginan berperang beberapa pemuda oleh nabi karena orang tuanya. sang khatib mengintrepretasikan kisah ini sebagai dalil untuk menghindari jihad dengan cara berperang melawan kemungkaran, berperang saat saudara islam diserang. Khatib juga menegaskan tentang jihad yang paling penting adalah jihad melawan hawa nafsu, atau "jihad Hati". mendengar isi ceramah itu, pikiran gw terus bergejolak mencari makna sebenarnya dari kata jihad. mengingat-ingat kembali rangkuman definisi jihad oleh Sayyid Quthub, hingga menerjemahkan niat baik sang khatib. Akhirnya hanya rasa penasaran yang timbul didalam hati. namun sayangnya keinginan mencari tahu tersebut segera hilang setelah selesai makan siang dan menghadapi tugas-tugas kehidupan dan kuliah. Pagi ini akhirnya gw temukan sebuah jawaban di sebuah milist...

Hadits berbunyi:
رجعنا من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبرقالوا: وما الجهاد الأكبر؟ قال: جهاد القلب.

“Kita kembali dari Jihad kecil menuju jihad besar.” Mereka bertanya: “Apakah jihad paling besar itu?” Beliau bersabda: “Jihad hati.”


Berkata Imam Zainuddin Al ‘Iraqi:
Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam kitab az Zuhd dari hadits Jabir, dia berkata: “Di dalam sanadnya dha’if.” (Imam Al ‘Iraqi, Takhrijul Ahadits Al Ihya’, No. 2567)
Begitu pula disebutkan dalam Tadzkirah Al Maudhu’at, bahwa hadits ini dhaif. ( Al ‘Allamah Muhammad Thahir bin Ali Al Hindi Al Fatani, Tadzkirah Al Maudhu’at, Hal. 191)
Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan dalam Tasdidul Qaus bahwa ini adalah ucapan Ibrahim bin Abi ‘Ablah seorang tabi’in, sebagaimana dikatakan Imam An Nasa’i dalam Al Kuna. (Imam As Suyuthi, Ad Durar Muntatsirah fil Ahadits Musytahirah, Hal. 11. Mawqi’ Al Warraq. Imam Al Ajluni, Kasyful Khafa, No. 1362. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan komentar terhadap hadits itu sebagai berikut:
“Tidak ada dasarnya, dan tidak diriwayatkan oleh seorang pun ahli ma’rifah (ulama) sebagai ucapan dan perbuatan Nabi Shallallahu ‘Alahi wa Sallam. Dan, jihad melawan orang kafir termasuk amal yang paling agung, bahkan dia adalah tathawwu’(anjuran) yang paling utama bagi manusia. Allah Ta’ala berfirman: “Tidaklah sama orang-orang beriman yang duduk (tidak pergi jihad) tanpa memiliki udzur (alasan yang benar), dibanding orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya. Allah mengutamakan satu derajat bagi orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya di atas orang-orang yang duduk saja. Kepada masing-masing mereka Allah menjajnjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (QS. An Nisa: 95). (Majmu’ Fatawa, 2/487. Mawqi’ Al Islam)
Wallahu A’lam

Ini Video Gw yang pertama yeah....

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Kamis, Januari 12, 2012



atau ini Linknya...:
http://www.youtube.com/watch?v=d7tNrj9PodQ&feature=youtu.be

melihat sisi lain sebuah idealisme kami PPSDMS

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Senin, Januari 09, 2012

Bismillahirrahmaanirahiim...
Ditengah pembinaan yang diberikan oleh PPSMDS saya berfikir mengenai idealisme PPSDMS yang menjadi salah satu dasar gerakan. Sebenarnya idealisme ini apa..? sebuah metode kah? Nilai kah? Atau sesuatu hal yang lain.?. Kemudian hasil lamunan tadi berlanjut ketika membaca kembali redaksi idealisme. Awalnya reaksi yang muncul adalah kekaguman dan, wow subhanallah bgt kalau ini beneran terjadi. Namun disuatu hari tiba-tiba muncul sebuah pmikiran yang kontras mengenai bagaimana kita menjalankan salah satu kalimat yang terdapat dalam idealisme yakni “mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami”. Sempat termenung beberapa saat dan muncul sebuah pertanyaan. Bagaimana cara mengaplikasikannya..? terbesit beberapa solusi yakni berolahraga, meminum suplemen, pil, menjaga keseimbangan aktifitas harian, menjaga asupan gizi, hingga menambah waktu tidur yang berkualitas. Wah... solusi terakhir memunculkan suatu yang kontras namun benar. Kita tidak bisa menyalahkan orang yang ingin menghilangkan rasa kantuk dengan cara tidur yang baik dan cukup karena setelah tertidur kemudian bangun rasa kantuk itu hilang.

Lamunan sayapun berlanjut. Teringat kembali akan suatu perbincangan dalam program sharing alumni yang diselenggarakan pada saat entah PKN1 atau Latgab pertama. Saat itu alumni regional satu berbicara mengenai bagaimana kita menyikapi idelaisme. Dia bercerita. Saat masih menjadi mahasiswa dia selalu berfikir bahwa Abu Rizal Bakri itu bersalah.dalam benaknya tertulis dengan tinta permanen segala kejahatan yang dilakukan oleh ical. Dalam beberapa demonya (atau kritiknya) dia selalu mengkritik pedas Ical. Namun dikehidupan pasca kampusnya dia dihadapkan oleh suatu kondisi dimana pekerjaannya mengharuskan atau memaksa dia untuk mengoreksi setiap pandangannya tentang ical (sebenarnya yang dia katakan bukan mengoreksi tapi lebih dari itu, kalimat ini saya gunakan utnuk menmperhalus maksudnya saja). Dan diakhir program dia mengatakan bahwa idealisme itu bisa muncul karena lingkungan. Pemikiran yang homogen akan menghasilkan idealisme yang tidak dapat diaplikasikan di pemikiran yang lainnya. Suatu idealisme perlu dipertahankan bagaimanapun kondisinya. Jadi kita perlu mengetahui bagaimana metode untuk menjalankan idealisme tersebut.

Berangkat dari lamunan itu akhirnya saya membaca kembali bait demi bait idealisme kami PPSDMS. Kemudian mencari metode yang kontras dari tiap-tiap isinya. Serta melihat kemungkinan alur berfikir idealisme ini.

1. Betapa inginnya kami agar bangsa ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri.

Jadi, kita lebih mencintai bagsa ini dengan segala komponen penyusunnya daripada diri sendiri. Itu semangat yang saya tangkap. Setelah itu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara seseorang untuk menyikapi suatu hal, bagaimana cara menyampaikan pesan ini kepada orang lain. Jika cara seseorang mencintai adalah dengan diam agar tidak menjadi bagian dari masalah maka menjadi orang yang apatis, nurut2 aja apa kata pemerintah, ga usah berkoar-koar mengenai politik, perubahan, dsb itu juga mengandung semangat idealisme diatas. Ada banyak pilihan kita untuk menunjukkan rasa cinta.

2. Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan. Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan, dan terwujudnya cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar.

Nah kalau dikalimat ini ada kata JIKA DIPERLUKAN yang bergantung pada cara berfikir seseorang, kelompok, hukum tertulis, atau norma. Bergantung pada pilihan seseorang mau menggunakan kerangka yang mana. Setiap pilihan mengandung semangat ini dan tidak ada metode yang baku untuk menerapkannya.

3. Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.

Owh ternyata yang menyebabkan poin satu dan dua muncul adalah cinta yang mengharu biru, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata, dan mencabut rasa ingin tidur. Terlihat bahwa konsep yang berlaku disini adalah cinta yang telah mengambil alih fungsi manusia bukan manusia yang mengontrol rasa cinta. Ini adalah suatu bentuk rasa cinta yang berlebihan. Bentuk dari rasa cinta ini adalah dengan menangisi segala sesuatunya dan juga membenci rasa kantuk. Jadi bisa saja seseorang menangis karena sedih telah megatahui begitu besarnya masalah bangsa, menangis bahagia karena telah mengetahui ada banyak solusi yang bisa dilakukan, menagis super bahagia karena telah mengetahui bahwa Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik jika solusi tersebut dilaksanakan. Setelah menangis tersedu-sedu muncullah rasa kantuk. Orang tersebut ingin menghilangkan rasa kantuknya dengan tidur 6-8 jam. Setelah terbangun rasa kantuknya telah hilang namun matanya masih sembab. Kemudian dia menyadari bahwa dia belum melakukan sesuatu untuk mewujudkan dan merealisasikan solusi yang telah dipikirkannya. Akhirnya dia menangis kembali mengutuki dirinya yang tidak segera menjalankan satu solusi kecil. Ratapannya sangat lama hingga akhirnya dia berdiri dan sambil menangis mencoba berbuat sesuatu. Namun karena tangisan fokusnya hilang. Kerjaannya tidak optimal. Dan akhirnya menangis lagi, mengantuk lagi, tidur 6-8 jam lagi, hingga air mata terperas habis dan dia menjadi buta, dan bla bla bla, kemudian bla bla bla, akhirnya bla bla bla sehingga dia menjadi bla bla bla.

Baru tiga poin..., lucu...? kesel..? hehe...? bisa aja..?
Mau dilanjutkan..?








4. Betapa berat rasa di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik bangsa ini, sementara kita hanya menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.


Okeh gampangnya kita berat hatilah untuk menyaksikan bencana bangsa, parahnya kondisi bangsa, amburadulnya pemerintahan, tingginya kemiskinan, dan yang lebih lagi adalah di poin ke empat ini KITA DIDEFINISIKAN SEBAGAI ORANG YANG MENYERAH PADA KEHINAAN DAN PASRAH OLEH KEPUTUSASAAN. Kita adalah orang hina. Kita adalah orang yang putus asa. Ga punya harapan. Ga punya cita-cita. SAMPAH..!!!. well atinya kita tidak mempunyai poin ketiga sehingga poin pertama dan poin keduapun tidak kita lakukan ya toh..

5. Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa kami membawa misi yang bersih dan suci; bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia, dan bersih dari hawa nafsu.

Owh setelah dibaca-baca ternyata ini hanya berakhir pada dunia KEINGINAN ternyata kawan-kawan. Ingin, ingin, dan ingin. Jika kamu memiliki keinginan maka kamu telah menjalani poin kelima ini. Keinginan bukanlah kebutuhan. Jika kebutuhan harus diperjuangkan untuk digapai maka keinginan tidak harus dilakukan, tidak harus digapai, dan tidak harus diperjuangkan. Ya gak..

6. Kami tidak mengharapkan sesuatupun dari manusia; tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya, tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terima kasih.
7. Yang kami harap adalah terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat serta kebaikan dari Allah-Pencipta alam semesta.


Hah.... capek. Yaudah poin ke enam dan ketujuh ini digabung aja dah. Ternyata kita hanya berharap apa yang telah dilakukan (menangis, tertidur, nyampah, berat hati, putus asa, dll) semogaaaa aja ya bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik, dan semoga Allah melihat ini sebagai sebuah ibadah yang diberikan ganjaran kebaikan.
So... udahan deh parodinya haha
Thx n
Wassalam