Halaman

links

Sekeping Puzzle kenikmatan Tuhan

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Jumat, Desember 27, 2013

Manusia tertantang untuk menghitung harga bumi dan isinya. Dibawah ini adalah harga dari beberapa komoditas utama bumi:

1. Gold+platinum+silver 15 triliun US Dollar
2. Timber 269 triliun US dolar
3. Stone (granite+limestone) 93 triliun US dolar
4. Komoditas makanan (per tahun) (beras, jagung, sapi, domba, babi, ikan) 1,5 triliun US dollar
5. Besi+seng+tembaga 135 triliun US dollar
6. Minyak + batu bara + gas alam 716 triliun US dolar
7. Berlian 529 Miliar US Dollar
8. Elemen Langka 24 Trilliun US dollar
9. Fresh water 5,6 kuadriliun US Dollar

Total : 6873951620979880 US dollar (6,8 Kuadriliun US Dollar)

Namun komoditas tak ternilai adalah imajinasi dan kepintaran manusia.
Sumber: sumber

Dengan sejumlah uang diatas kita dapat menutupi 1/10 permukaan bumi dengan uang 1 US dolar.

Angka tadi hanya menambah satu keping puzzle dalam memecahkan teka teki ayat dalam surat Ar-Rahman. Nikmat tuhanmu yang mana lagi yang bisa kau dustakan?

Somebody Called This cinTA

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Selasa, September 10, 2013


Bismillahirrahmaanirrahiim...

Pengen mengunggah aja kerjaan TA hehe. ini model persebaran sel Pyrodinium bahamense var. compressum.

1. Uji Difusi pada model

2. Uji Adveksi pada model


3. Simulasi model


walau mungkin akan berubah tapi ninggalin jejak dulu lah yah hehe. Bismillah untuk Oktober 2013, that day is mine.


Hati yang berdenting, sebuah catatan.

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Rabu, Agustus 14, 2013

Seloroh pasir berdenting.
Mengurai cahaya pembangun jiwa.
Terdengar suara bising melengking.
Gurunda yang tersohor ditanah sunda
Tak lepas dari jerat malapetaka.

Seloroh pasir berdenting.
Menghancurkan surya yang jumawa.
Kawan yang lama tak bersua.
Kini hadir hilang jua.
Menyisa tawa terselip kabar bahagia.

Seloroh pasir berdenting
Memperlihatkan jingga yang fana dibalik tirai air mata.
Tangan yang dulu menjulurkan derma.
Kini tersayat terluka meregang nyawa.
Demi sebuah asa
Tentang betapa manis janji dari-Nya.

Seloroh pasir berdenting
Menyulam hitam dalam alunan mendayu.
Menimang hati dalam pelangi.
Menuai sejuk dalam mimpi.
Menyala pelita demi sebuah arti.
Mengulum senyum dalam rumitnya teka teki.

Seloroh pasir berdenting
Memberi hati pada waktu yang berhenti.

sebuah catatan 14 Agustus 2013

Sikap dalam berilmu: Zuhud dan Ambisi layaknya padi dan pohon jati. sebuah tadabbur alam

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Sabtu, Agustus 03, 2013

"Semakin berisi pohon jati semakin sadar betapa kerdilnya dia dihadapan alam semesta"

Ahad 4 Agustus 2013, 27 Ramadhan 1434

Pagi ini ada seorang teman yang mengungkit analogi berilmu layaknya padi. Sebuah analogi yang menuntut orang berilmu agar tidak sombong terhadap ilmu yang dimilikinya. Namun ada sebuah kenyataan universal yang membuat pikiran ini tidak sepenuhnya setuju terhadap analogi tersebut. Ada potongan lain atau analogi lain yang bisa melengkapi analogi tersebut.

Pada waktu yang bersamaan saya sedang menguji ketahanan fisik saat berpuasa dengan cara berjalan kaki sejauh yang saya bisa. Embun pagi yang segar masih membasahi tiap helai padi di sawah yang saya tapaki. Suatu pemandangan yang menyejukkan dengan hamparan sawah hijau diselingi pepohonan randu dan kelapa yang kokoh dan menawan. Sekilas muncul sebuah keanehan. Mengapa padi yang hampir menguning ini semakin menunduk kebawah dikala pohon kelapa menjulang menggapai langit seiring dengan berputarnya waktu.

Teman saya tadi berkata meneruskan wejangan tetua yang didengarnya. "Nak, kalau kamu nanti sudah pinter jangan jadi sombong ya, jadilah seperti padi yang semakin berisi dia akan semakin merunduk".

Tidak salah apa yang diucapkan tetua tadi namun alam memberi contoh yang lain. Pohon berkayu. Berakar tunggang maupun serabut, semakin berisi mereka semakin menjulang tinggi berusaha meraih awan. Semakin berisi mereka semakin dalam pula akarnya menghujam bumi.

Sebut saja pohon jati. Selaras dengan pertumbuhannya, pohon jati akan semakin tinggi dan memiliki akar yang kuat serta kokoh. Semakin berumur batang pohon akan semakin besar diameternya. Batang yang besar dan akar yang kuat menjadi pendukung dalam menghadapi rintangan karena semakin tinggi pohon bertumbuh maka semakin kencang angin bertiup.

Pohon jati mensarikan ambisi, cita-cita yang besar, dan ketamakan dalam menuntut ilmu. Rasa tidak pernah puas terhadap ilmu yang dimiliki karena tahu bahwa ilmu Allah SWT jauh labih luas daripada batasan terhingga yang bisa manusia buat. Ambisi mencari makna dalam tiap ayat Qouliah yang Allah SWT tebar di setiap kata dalam Alquran. Serta selalu merasa bodoh saat memahami pesan yang Allah SWT tuliskan dalam tiap sel-sel ayat Kauniah.

Berapa banyak Allah SWT tegaskan dalam alquran agar manusia bertebaran dimuka bumi untuk belajar, berfikir, dan membaca. Betapa islam mengandaikan ilmu manusia layaknya satu tetes embun pagi yang jatuh ditengah samudera ilmu Allah SWT. Betapa iblis lebih takut kepada ulama daripada ahli ibadah. Betapa malaikat sangat mencintai forum-forum yang didalamnya dibacakan ayat-Nya. Hingga sahabatpun tak menyisakan tempat bagi daun yang gugur ketika Rasul menjelaskan akhlak serta aqidah islam.

Kutipan diawal tulisan ini menggambarkan betapa kekerdilan diri dihadapan ilmu Allah SWT hanya dapat muncul dari proses panjang pencarian ilmu. Semakin tinggi tumbuh pohon jati maka semakin luas pula jangkauan pandangannya. Semakin kencang angin yang menerpanya. Semakin banyak makhluk dunia yang dilihatnya. Semakin tinggi pohon jati semakin tahu bahwa langit tak berbatas dan awan tak tersentuh.

Sebuah sungai dengan aliran air yang cukup jernih memberhentikan langkah kaki yang sudah cukup gontai. Hembusan angin memberi konklusi tentang sikap dalam berilmu. Berambisilah dalam meraih setinggi tingginya ilmu namun tampakkanlah kezuhudan sebagai saripati keilmuanmu. Layaknya hamparan padi deselangi oleh pepohonan rimbun, menghasilkan harmoni pagi penuh kesederhanaan.

Belajar dari masa lalu. Belajar zuhud pada Abu Dzar Al-Ghifari yang sangat takut pada dunia hingga matinya hanya ditemani selembar kain di tengah pasir yang menganga. Belajar berambisi pada Muhammad Al-Fatih yang selalu bermimpi menjadi panglima islam terbaik ramalan Rasul SAW hingga menaklukkan konstantinopel.

-sebuah tadabbur alam, menjadi wacana bagi jiwa-

Jadi pembajak

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Jumat, Mei 17, 2013

ini tentang Tugas Akhir gw di Ose ITB. Kan TA gw itu ttg couple model bio-fisis untuk mensimulasikan kejadian harmful algal bloom (HAB) sekilas ttg HAB, jadi itu adalah fenomena tingginya konsentrasi satu jenis sel fitoplankton berbahaya, bisa beracun yg mematikan dan merusak ekosistem. yah TA gw untuk memodelkan kejadian tersebut. mematematika-kan hidupnya benda bernyawa. nah model fisis gw itu berasal dari POM (princeton ocean model) dan model biologinya gw script sendiri nanti.

tantangan pertama adalah mengobrak abrik script POM yang panjangnya itu kalau gw print ke kertas A4 bisa sampe 48 lembar. gw harus mengobrak abrik dan mencari tahu cara berfikir orang yang membuat POM. maksud dia itu apa sih script, rumus, angka angka, dan parameter yang ditulis itu. maka dari itu gw jadikan project ini sebagai pembajakan POM.

Ternyata membajak POM itu hanya membutuhkan waktu seminggu lah ya untuk bisa tahu semua arti parameter yang ditulis. tapi yang paing sulit adalah menjadikan diri ini sebagai pembajak yang ulung. gw butuh lebih dari tiga bulan untuk membuat diri gw ini menjadi pembajak POM. gila banget. pertemuan pertama dengan POM terjadi ketika gw ngedownload scriptnya. setelah itu gw buka pake fortran 77. GILA...!!! langsung pusing kepala gw ngeliatnya. Apa ini yang gw liat. macam pula mata ini harus melihat sesuatu yang BEUH... gila. langsung skip, close, dan ga pernah dibuka lagi selama lebih dari dua minggu. setelah itu gw dikasih POM yang sudah dimodifikasi oleh pembajak sebelumnya yang ternyata dibajak oleh beberapa dosen gw haha. dan gw makin ga ngerti blas. ASEM kali ini. tapi konsep hidup gw mempercayai bahwa kondisi gw kali ini bagaikan waktu senja. gw tau bahwa gw akan menghadapi kegelapan dalam waktu yang sangat lama. Bahkan gw pasti akan bertemu dengan gulita total. Pilihan gw hanya menunggu secarik cahaya yang mengelus pelupuk mata gw atau terobos kegelapan dengan seluruh daya upaya meraba dinding tak bermateri. gw pilih yang kedua soalnya gw tau cahaya fajar terlalu jauh dan sombong bagi manusia tanpa asa. Hanya dengan berlari terseok terperosok kearah timurlah kita akan mampu menjemput fajar lebih cepat. karena waktu gw tidak banyak

Proses terseok, terperosok, meraba hampa membuat emosi dan energi sangat terkuras. Terkadang memilih untuk terdiam saja dan berusaha menutup mata menggambar mimpi indah. Dimulai dari mendownload user manual aslinya POM, mencoba membuat flowchart yang hanya tercapai ga nyampe 5 persen dari seluruh model, bahkan ga sampe 15 persen dari model utamanya.Ngeprint script berlembar lembar beserta user manualnya. mahal boy. mencoba running model yang pernah dibuat sebelumnya. semuanya terlihat hopeless. ditambah lagi temen gw yg model juga tapi ga pake model primitif (POM) seperti gw, dan modelnya dia sangat user friendly tinggal klik klik jadi, udah running model berkali2 membuat gw merasa makin bodoh. gila banget lah pkiran gw. dalam hati gw berkata "kenapa kok ga ada yang ngebuat model HAB sebelumnya sih?". tiga bulan berdarah darah rasanya gw ga dapet apa apa. tapi ternyata, Allah emang maha adil.

masuklah masa UAS, dosen pembimbing gw udah sering mengingatkan untuk segera mengerjakan model fisinya dulu. tapi karena dosen gw sangat perhatian dan perasa maka gw ga terlalu ditekan dalam masa UAS terakhir gw ini. dihari terakhir UAS gw membeli banyak kopi untuk disimpan sebagai bekal gw nginep di lab terus. Sehari sebelum UAS terakhir adalah hari pertama gw mengikat kain merah perjuangan di dahi gw untuk menghancurkan dan mencabik cabik setiap inci "string" algoritma penyusun model POM. saat itu keadaannya mirip seperti masa kelam gw sebelumnya. tapi tepat di tengah malam sebenarnya, sekitar jam setengah satu malam, di kosan, gw merasakan ada perubahan tekanan udara. Angin dingin mulai menggelayuti bulu bulu kecil di lengan dan leher. pertanda apakah ini?

tunggu di Jadi Pembajak 2


Kampusku Rumahku

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Selasa, April 23, 2013

Woow...
hari ini gw dipilih menjadi ketua laboratorium oseanografi regional. komputer gw ada di lab OsReg sama OsGlob. Ada beberapa pekerjaan yang harus gw lakukan untuk lab. karena gw salah satu mahasiswa yang paling sering nongkrong di lab melakukan banyak hal dari mulai yang nyampah sampai yang nyerius banget. yah oke aja sih. akhirnya gw kembali mengingat ingat beberapa hal yang salah satunya adalah lagu kampusku rumahku. hehe dengan menjadi ketua lab ini akhirnya gw udah bisa mengklaim frasa
#Unitku Keluargaku,
#Himpunanku Keluargaku,
#Sekreku Rumahku,
 dan sekarang #Labku Rumahku.
hahahha. banyak aktifitas rumahan yang udah gw lakukan di kampus. masak, mandi, tidur, naruh baju jaket, dll. tapi sepertinya masih ada yang kurang apa yah? cinTA....

Pengen nulis apa yah sekarang..

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Rabu, Februari 20, 2013

hellow... akhirnya gw membuat tulisan perdana gw buat majalah. tulisan gw tentang himpunan mahasiswa oseanografi masuk ke majalah TRITON ini linknya biar bisa baca baca sambil online: http://issuu.com/hmotritonitb/docs/majalah_hmo_triton_itb setelah berdiskusi ternyata ada isu isu bagus njih buat gw kaji terkait laut - ocean warming - ocean acidification - ocean deoxygenation - The Risks of Extreme Weather and Slow Onset Events in Indonesia - Indonesia, rank 9 of 10 most vulnerable nations to food security threats due to climate change impacts on fisheries (Matthew Huelsenbeck, Oceana, 2012) - Indonesia, rank 23 of 50 most vulnerable nations to food security threats from climate change and ocean acidification impacts on seafood availability (Matthew Huelsenbeck, Oceana, 2012) oke besok besok gw akan memperkaya wawasan gw tentang laut karena gw oseanografer

Cerdas berpartisipasi dalam hearing

Posted by YAZID RIDLA the inspirational leader On Minggu, Februari 10, 2013

Ada sebuah kebudayaan dalam kemahasiswaan di ITB yang dilakukan setiap kali diadakannya pemilihan ketua lembaga baik itu ketua himpunan, ketua unit, maupun presiden KM ITB yaitu hearing. Aktifitas ini merupakan sarana massa kampus untuk menilai kesiapan calon pemimpin yang akan mereka pilih. Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang mekanisme hearing yang diadakan oleh himpunan mahasiswa oseanografi tempat saya bermain dan belajar. Dalam tiga kali penyelenggaraan pemilu himpunan yang saya ikuti, mekanisme hearing yang diterapkan oleh panitia memiliki tiga alur besar. Alur pertama adalah hearing penjabaran visi misi dan karakter cakahim lalu dilanjutkan dengan tes kesiapan cakahim dengan metode studi kasus dan sesi terakhir adalah pertanyaan bebas yang ditujukan oleh massa himpunan kepada para calon ketua. Hearing bebas ini bertujuan untuk menggali sedalam mungkin persiapan, karakter, strategi, dan wawasan yang dimiliki. Peserta hearing biasanya memiliki berbagai alasan subjektif untuk hadir. Dimulai dari yang hanya ingin memenuhi kuorum, melihat karakter calon, menelaah mimpi serta visi dan misi para calon, hingga berbagai kepentingan yang ingin dilaksanakan dalam forum tersebut. Secara garis besar tujuan peserta hearing adalah untuk melihat kesiapan para calon untuk memimpin mereka yang menjadi landasan keputusan untuk memilih. Proses hearing yang sangat rumit dan melelahkan inipun toh belum pernah menghasilkan kinerja memuaskan selama satu tahun kepengurusan suatu badan kepengurusan. Masih sangat banyak evaluasi keberjalanan program kerja dan pencapaian sasaran ketua himpunan terpilih yang sebagian besar disebabkan oleh kurangnya partisipasi anggota. Dimanakah letak kesalahannya?. Berbagai argumen pedas dilontarkan saat proses evaluasi akhir. Tak jarang emosi yang tidak terkendali mewarnai keberjalanan evaluasi yang berlarut larut. Hasil yang didapatkanpun tidak jauh berbeda dari tahun ke tahun. Kali ini saya akan menawarkan sebuah solusi yang dibentuk sejak awal proses keberjalanan suatu kepengurusan himpunan yaitu saat proses hearing. Kecenderungan yang terlihat dalam hearing adalah proses pembelajaran yang kurang lengkap. Apa sih yang didapat dari ribuan pertanyaan yang terlontar dan berusaha dijawab oleh para calon?. Calon ketua himpunan akan mendapatkan banyak masukan tentang bagaimana memimpin dan menjalankan program serta menghadapi kasus ekstrim. Peserta akan puas jika pertanyaan yang dia ajukan terjawab dengan baik dan kesal jika calon terlalu berbelit belit serta tidak memanjakan alur berfikir penanya. Peserta yang objektif akan menilai konten dan karakter sebagai bahan pertimbangan memilih ketua himpunan. Ada yang kurang dalam proses ini yaitu bagaimana peserta hearing melakukan pembelajaran bagi dirinya untuk siap dipimpin dan siap bekerja sama menjadi rakyat yang baik, cerdas, dan peduli. Peserta hearing yang cerdas seharusnya mampu melihat celah untuk berkontribusi dalam kepengurusan yang akan terbentuk. Korek informasi sebanyak banyaknya untuk bisa memetakan di posisi manakah nantinya kita akan berkarya bagi himpunan. Kenali lebih dalam tentang karakter para calon ketua untuk mempertimbangkan sikap yang akan kita tunjukkan sebagai anggota selama satu periode kepengurusan. Tentukan porsi keterlibatan dalam kepengurusan sesuai kebutuhan dan prioritas. Peserta hearing yang peduli seharusnya mampu membuat dirinya bukan menjadi masalah dalam kepengurusan yang akan berjalan namun menjadi inspirasi bagi “rakyat” lainnya untuk membantu ketua terpilih mencapai mimpinya untuk himpunan. Tanamkan komitmen dalam diri untuk berbakti. Tularkan komitmen tersebut kepada satu atau dua kawan lainnya agar semakin banyak kawan yang peduli. Sinergiskan semangat dengan mimpi yang ingin dicapai. Lapang dada, loyalitas, dan kritis menjadi modal sebagai “rakyat” yang peduli. Dengan menjadi peserta hearing, atau pemilu secara umum, yang cerdas dan peduli maka kita sudah menghasilkan percepatan dan dukungan yang sangat besar bagi ketua terpilih. Tidak perlu lagi masa internalisasi yang lama dan melelahkan yang dipenuhi oleh nuansa harapan kosong. Tidak perlu lagi memeras otak untuk menggerakkan jiwa jiwa yang lembam. Yang tersisa adalah kalimat kapan kita akan mulai bekerja. Arahkan kami untuk segera merealisasikan mimpi secara bersama sama. Betapa indahnya bila pemimpin memiliki rakyat yang kooperatif dan loyal. Koordinasi dan konsolidasi dengan mudahnya berjalan.